Minggu, 15 September 2013

Beli Rumah ala Didi Tea

Bismillahirrahmanirohim...

Teman-teman, beberapa hari yang lalu penulis berjanji untuk memberikan kelanjutan cerita tentang 'Ikhtiar langit vs Ikhtiar bumi" untuk mendapatkan Rumah, ini dia kelanjutanya
Chek this out...

Rumah..! kata  itu yg paling sering melintas dalam pikiran penulis saat itu, setiap saat slalu berputar-putar terus dalam pikiran. "Gue pengen punya Rumah sendiri" begitulah teriakan kata hati.
"Gue pengen punya rumah  yang kamarnya minimal 2, ada ruangan keluarga dan ada garasinya" begitulah bayangan dalam pikiran penulis. Setelah cari tahu type rumah yang seperti itu kira-kira tipe 36/72. Setelah tau type rumahnya baru deh searching di internet tentang info jual beli rumah.

Penting juga nih buat temen-temen ketahui, "Rumah" itu adalah salah satu dari "Dream List" saya saat itu. Temen-temen juga punya kan dream list atau kolom cita-cita.
begini gambaran Dream Listnya penulis.
MY DREAM LIST (2012)
1. Motor Scoopy untuk istri / target 2012 / Alhamdulillah tercapai tepat waktu 2012
2. Umroh bersama anak istri / target 2014 / belum terlaksana
3. Rumah type 36/72 / target 2014 / Alhamdulillah tercapai satu tahun lebih cepat yaitu 2013 lebih besar lagi dapet type 36/78
4. Mobil (yang terlintas saat ini karimun GX tahun 2007-2008) / target 2015 / belum kesampean
5. Kamera SLR (Canon or Nikon) / target 2014 / belum terlaksana...
6. dll
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Itulah kira-kira  gambaran Dream List yang penulis buat bersama istri tercinta.

Temen-temen  bisa perhatikan dream list no 3 yaitu Rumah itu di target pencapaianya 2014, tapi kenyataanya pencapaianya satu tahun lebih cepat yaitu di 2013, Alhamdulillah saat ini (sept 2013) sudah di tempatin sekitar 3 bulanan.

Kenapa pencapaianya bisa lebih cepat?
Rahasianya Libatkan Allah dalam setiap prosesnya.

2012 sekitar bulan Mei, penulis  sangat menginginkan rumah, setiap ketemu orang tema obrolanya slalu tentang rumah, harga rumah, lokasinya, proses KPRlah, pokoknya kalo ada orang yang ngobrolin rumah pasti sangat antusias.

Setiap hari setiap pulang kerja walaupun lelah pasti nyempetin diri buka laptop searching rumah di internet, key word "RUMAH DIJUAL" cari informasi harga, speck rumah, lokasi, jarak tempuh ke tempat kerja dll.
saking seringnya searching di internet sampe puyeng sendiri mikirinya. Setiap ada informasi menarik catet alamat dan no telponnya, waktu libur kerja hunting by phone atau dateng langsung ke lokasi, begitulah rutinitas sehari-hari pada saat itu. Bahkan setiap jalan-jalan sore kelililng-keliling kampung cari informasi rumah di jual, catet nomor telponnya (kaya punya duit aj cari rumah hehe,,,).

Singkat cerita penulis dapet informasi rumah di jual sesuai kriteria;
begini gambaranya. "iklan rumah dijual"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rumah di Jual
Alamat : Komplek Telaga Kahuripan, gugus candraloka blok D no 30, Parung Bogor
Spesifikasi :  2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang keluarga, dapur, car port dan ruang usaha di bagian depan.
Fasilitas sekitar lokasi : Sekolah internasional Madania, Kolam renang, skate park, taman bermain dll...
Harga : Rp 130jt
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wahhh...  ini dia rumah yang di cari, mantep juga nih sesuai isi kantong  (begitulah dalam benak saya saat itu)
berbekal nomor handphone dan alamat berangkatlah survei lokasi pada saat libur kerja, 2 jagoan dan beserta istri di boyong semua biar bisa ngenilai langsung layak ngga buat kita tempatin.

Sesampainya di alamat yang di tuju ketemulah dengan penghuni rumah itu, ternyata rumah itu posisinya sedang dikontrakan, dan sipenghuni itulah yang sedang ngontrak di situ. Ngobrol-ngobrol sama si bapa penghuni rumah itu skalian minta izin untuk lihat-lihat kedalam rumah, dan alhamdulillah di izinkan. Setelah melihat-lihat kedalam rumah, curhatlah si bapa penghuni rumah itu kalo sebenarnya dia merasa terganggu karena banyak yang lihat-lihat dan nanya-nanya soal rumah itu, dan kami itu orang yang ketujuh yang survei ke rumah itu, sedangkan si bapak itu hanya pengontrak dan dia sudah membayar kewajibanya membayar kontrakan tapi ehhh malah rumahnya di iklanin di jual.
Mendengar curhatan si bapak tadi saya beserta istri menjadi tidak enak hati, lagi pula rumahnya terlihat agak gelap di bagian dalamnya.

Cerita setelah itu
"Inilah cara Allah mengantarkan ke Rumah yang kami idamkan."

Setelah pamit dari rumah yang tadi kita survei, saya beserta istri memutuskan untuk berkeliling-keliling saja di perumahan sekitar situ barangkali ada yang cocok. dan  benar saja tidak jauh dari rumah yang kita survei terlihat ada rumah kosong dengan gerbang tertutup dan ada tulisan "DI JUAL" no tlp xxxxxxxx.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Istri : Bagus nih yah, rumahnya rapih posisinya di atas lagi,  lebih tinggi dari jalanan

Saya : Iya bu, catet no telponya, nanti kita telpon...

Warga : Bu... yang punya rumah sudah pindah, ada perlu apa?

Istri : Nggak bu, saya pengen liat-liat rumah aja pengen tanya rumahnya mau di jual berapa

Warga : udah dapet no telponya bu

istri : udah bu, makasih...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah mengantongi nomor telponya, pencarian di lanjutkan ke blok-blok lainya, dan setelah puas kita memutuskan untuk pulang dan keluar dari gugus candraloka itu. Arah pulang kita berhenti di dekat Gerbang Perumaha Telaga Kahuripan di bawah pohon-pohon besar yang sangat rindang, kami beristirahat sambil menikmati rujak bebek sambil beristirahat. disaat itulah saya iseng-iseng telpon ke nomor pemilik rumah yg di jual itu, tersambunglah dengan si pemilik rumah dan alhamdulillah dia sedang ada di rumah yang lokasinya tidak jauh dari rumah yang di jual tersebut, hanya beda blok saja. akhirnya kamipun sepakat untuk datang menemui si penjual rumah.

dialog pendek
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
saya : bu kita samperin yuk.. skalian kita tawar saja, dia buka harga 120jt, lebih murah 10jt dari rumah yang kita survei sebelumnya

istri : tawar?? emang ayah punya duit?

saya : nawar-kan gratis bu, ngapain takut

istri : iya ya, ayo deh...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setibanya di rumah si penjual kami di antarkan ke rumah yang tadi kami lihat, tapi sekarang kami lebih puas karena kita diajak langsung melihat kondisi rumah dibagian dalamnya, setelah puas melihat-lihat dan merasakan feel-nya rumah itu, kamipun kembali kerumah si penjual dan terjadilah tawar menawar. Dari harga pembukaan 120 jt, akhirnya terjadi kesepakatan di angka 112jt (turun 8jt). tidak sebatas itu sertifikatnya dan dokumen-dokumen rumahnyapun di kasih lihat.

* Nah... setelah dapet harganya baru deh saya ngomong sama sipemilik rumahnya kalo saya ngga punya duit
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya : Bu, saya sama istri sudah merasa cocok dengan rumahnya, harganya juga sudah sesuai, tapi jujur saja saya tidak punya uang sebanyak itu, kalau ibu tidak buru-buru gimana kalau saya proses dengan pinjaman bank...

Pemilik rumah : oo gitu, saya nggak buru-buru kok, silahkan saja kala mas mau pake jalur bank

Saya : Alhamdulillah syukur deh kalau begitu, tapi untuk mellalui jalur bank saya butuh dokumen-dokumen rumahnya seperti sertifikat, imb dan pbb-nya, foto kopinya saja bu

Pemilik rumah : Ya sudah nanti kita siapkan

Saya : baik bu kalau begitu, saya akan ajukan dulu ke bank-nya skalian saya mau tanyakan data-data apa saja yang diperlukan bank

Pemilik rumah : ok kalau begitu, ditunggu kabar selanjutnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Finally dokumen-dokumen yang di butuhkanpun lengkap setelah 3 kali pertemuan, dan dipertemuan yang ketiga si pemilik rumah minta tanda keseriusan saya untuk bertransaksi, maksudnya tanda jadi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pemilik rumah : Sekedar untuk keseriausanya mas gimana kalau saya minta tanda jadi, biar plang iklan "di jual"nya saya cabut

Saya : Ooo boleh bu, tapi saya cuma ada uang Rp 500rb, gimana bu?

Pemilik rumah : Gapapa mas yang penting buat tanda jadi saja

note : inilah DP yang saya keluarkan 500rb saja...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TITIK TERANG
Pulang dari si pemilik rumah brasa ada titik terang nih, tidak menunggu waktu lama semua data-data yang diperlukanpun di lengkapi, data pribadi seperti KTP, KK, surat keterangan kerja, slip gaji foto kopi buku tabungan dll semuanya disiapkan. Sambil konsultasi dengan beberapa teman yang pernah bertransaksi jual beli rumah, apa saja yang harus di kerjakan. Setelah semuanya lengkap dokumen saya masukan ke 3 bank yang berbeda yaitu Bank Syariah Mandiri, BTN dan Bank Jabar Banten. Dan dana yang saya ajukan untuk pembelian rumah itu sebesar Rp 125 juta ( lebih tinggi dari harga rumah ) Sengaja saya pake tiga bank supaya nantinya ada penawaran mana yang terbaik.

Respon bank
Bank Syariah : merespon lebih awal, lebih detail tapi dari pengajuan bank hanya membiayai 95jt saja artinya masih ada kekurangan biaya 17jt belum lagi untuk biaya notaris dan administrasi bank.

Bank BTN : Respon santai tapi pasti, terlihat lebih berpengalaman dalam mengurusi KPR, dan Alhamdulillah pengajuan saya di approve 119 jt (lebih rendah 6jt dari pengajuan) tapi saya bersyukur karena masih lebih tinggi dari harga rumah yang du jual.

Bank Jabar Banten : No Respon (mungkin datanya hilang kali)

2 BULAN SAJA KUNCI SUDAH DITANGAN
Temen-temen boleh tanya ke orang-orang sekitar, berapa lama orang bertransaksi rumah dengan proses KPR. Teman saya si A lebih dari 6 bulan baru akad kredit itu pun jumlah yg diterima jauh selisih dengan jumlah yang di ajukan. Temen saya si B, beli rumah baru sudah satu setengah tahun belum akad kredit juga padahal DP sudah masuk 60jt bahkan rumahnyapun belum selsai. Teman saya si C sudah akad kredit tapi satu tahun berjalan rumahnya belum di tempatin karena masih sepi dan dapur belum jadi dan gerbang belum ada, airpun belum nyala. Sedangkan saya, dalam waktu 2 bulan saja terhitung dari proses pengajuanke bank, dana langsung cair dan langsung akad kredit dan kunci rumahpun sudah di tangan.

Alhamdulillah kalau kita melibatkan Allah, semuanya dilancarkan dan dimudahkan....
dan saya yakin rumah yang saya tempatin sekarang adalah rumah pilihan Allah untuk keluarga tercinta.

note : kalau saya boleh kasih saran, beli rumah second itu lebih menguntungkan (tergantung kondisi juga sih) seperti yang penulis alami, Rumah sudah full renovasi, bagian belakang sudah dibangun semua, dapur dan kamr pembantu, carport sudah keramik dan sudah ada kanopi, kamr utama sudah di lebarin kedepan, pagar dan pintu gerbang sudah terpasang tinggal memperbaiki sedikit atap yang kebocoran dan mengecat ulang seluruh dinding tembok. Alhamdulillah sekarang sudah ditempati, dan kami betah dengan lingkungan sekitarnya...

Ini hanya sekedar sharing pengalaman, mudah-mudahan ada manfaatnya..

salam hangat

Didi tea and my lovely fam



kunjungi juga














Tidak ada komentar:

Posting Komentar